Sabtu, 08 Juni 2013

Tulisan 3 : Cinta dan Perkawinan

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Definisi cinta lainnya adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk.


Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi - yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.

A. Bagaimana memilih pasangan


Memilih pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan yang terakhir.Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.

Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu pula sebaliknya.

B. Seluk Beluk Hubungan dalam Perkawinan

Setiap pasangan yang menikah tentu ingin memiliki hubungan yang awet, tanpa ada pertentangan, kadang kala hubungan itu seperti Yoyo, kadang baik di atas, kadang turun di bawah. Oleh karena itulah di butuhkan Kedewasaan masing-masing pihak dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang di hadapi.

C. Perceraian dan Pernikahan Kembali

Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.

Apa yang akan menyebabkan untuk memutuskan menikah kembali setelah bercerai? Ada beberapa faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial. Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

D. Single life

Hidup melajang atau membujang kerap kali terjadi disekitar kita, bukan karena tidak ada yang mau dengannya atau bisa dibilang “tidak laku”. Tetapi banyak dari mereka yang sibuk dengan dunianya seperti dunia kerja, apalagi jika pekerjaan mereka telah membuat hidupnya bercukupan maka tak jarang dari mereka enggan membuka dirinya untuk orang lain. Itulah yang menyebabkan banyak wanita dan pria yang sebenarnya sudah cukup untuk melepas masa lajangnya justru lebih senang dan nyaman untuk hidup melajang.
Padahal di agama kita sangat dianjurkan jika seseorang yang sudah memasuki usia siap menikah, mapan dan mampu untuk menikah, karena menikah merupakan sebuah ibadah kita kepada Allah SWT. Dan sebenarnya kita diciptakan Allah SWT sudah berpasang-pasangan dan akan lebih baik jika itu semua dipersatukan dan disahkan dalam ikatan pernikahan.

Artikel : 

5 Kata yang Bisa Menghancurkan Pernikahan
Eny Kartikawati - wolipop

Jakarta - Kata-kata bisa sangat kuat maknanya ketika diucapkan. Kata tersebut bisa dianggap menghancurkan atau malah menginspirasi. Dalam pernikahan pun hal serupa berlaku. Menurut Julie Orlov, seorang psikoterapis dan juga penulis 'The Pathway to Love: Create Intimacy and Transform Your Relationships Through Self-Discovery', ada kata-kata yang bisa membuat pasangan merasa sedih dan tersakiti. Jika sering diucapkan kata-kata berikut ini, seperti dijelaskan Orlove pada Huffington Post, bukan tidak mungkin menghancurkan pernikahan Anda.

1. "Nggak pernah"
"Kamu nggak pernah benar kalau mengurus anak-anak." Apakah kalimat itu pernah Anda ucapkan pada pasangan? Saat Anda mengucapkan kata tidak atau nggak pernah, Anda memberitahukan pada pasangan kalau dia memang tidak bisa dan tak akan pernah bisa melakukan hal yang seharusnya dia lakoni itu. Kata ini mengindikasikan Anda tidak mau mendengarkan, berkompromi dan punya itikad baik untuk mengetahui penjelasannya.

2. "Selalu"
Kata 'selalu' sering dianggap sebagai bentuk sebuah kekakuan dan kebenaran. Ketika kata 'selalu' ini diucapkan, Anda memberitahukan pasangan kalau dia salah dan Anda lah yang benar. Saat kata 'selalu' diucapkan, Anda juga menganggap tidak ada lagi yang bisa dilakukan dengan sikapnya itu. Kata ini mengindikasikan Anda tidak mau memahami, mendengar atau mengobati.

3. "Tapi"
Kata 'tapi' menyiratkan sebuah manipulasi dan kurangnya integritas. Saat Anda menggunakan kata 'tapi', Anda jadi tidak menganggap apapun yang diucapkan sebelumnya. Kata ini seolah mengubah sebuah pernyataan negatif menjadi lebih positif. Kata ini mengartikan Anda tidak mau membangun kepercayaan dan keintiman. Kata yang mirip dengan kata 'tapi' adalah, 'bagaimanapun' dan 'meskipun'.

4. Kata-kata yang sangat kasar
Silahkan bayangkan sendiri kata-kata kasar apa yang bisa Anda ucapkan pada pasangan. Menyerang pasangan dengan mengucapkan kata-kata sangat kasar padanya bisa berdampak buruk pada pernikahan. Apalagi jika dilakukannya secara sering, ini bisa menghancurkan jiwa pasangan dan membunuh pernikahan.

5. "Cerai"
Jangan pernah berkata Anda ingin mengakhiri pernikahan, jika sebenarnya memang bukan itu maksud Anda. Apalagi jika perkataan itu diucapkan hanya untuk semakin memanaskan pertengkaran. Kalaupun memang Anda mengatakannya tanpa sengaja dan sebenarnya tidak bermaksud mengucapkan kata 'cerai', tetap saja ucapan itu memiliki efek buruk. Pasangan akan merasa kalau hati Anda sebenarnya sudah ingin lepas dari pernikahan. Baginya Anda seharusnya tidak mengucapkan kata tersebut walau semarah apapun Anda.

Tanggapan : 
Sebaiknya kita bisa menjaga ucapan kita terhadap seseorang baik keluarga, teman atau sekalipun terhadap pasangan kita sendiri. Karena bisa saja secara tidak sadar kita telah mengucapkan kata-kata yang membuat seseorang tersinggung atau tersakiti. Apabila kita telah mengucapkan kata-kata yang menyakiti orang lain apalagi pasangan kita, itu dapat menghancurkan hubungan kita dengan orang tersebut. Sebaiknya apabila kita ingin mengucapkan kata-kata dipikirkan terlebih dahulu apakah ucapan tersebut dapat menyakiti hatinya atau tidak. 

sumber : 

Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
Papalia, Olds, Feldman. Human Development. 2009. Salemba Humanika. Jakarta.

sumber artikel :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar